1. Pengertian Pheromone
Pheromone berasal dari bahasa Yunani yaitu phero yang
artinya membawa dan mone yang berarti sensasi. Definisi dari senyawa Pheromone
adalah suatu zat kimia yang berasal dari kelenjar endoktrin dan dimiliki oleh
semua makhluk hidup untuk mengenali jenisnya, lawan jenisnya, individu lain di
luar dirinya, dan kelompok lain. Zat ini sangat membantu di dalam proses
reproduksi makhluk hidup. Sehingga pheromones adalah senyawa alami tubuh.
Pada manusia, zat Pheromone ini dihasilkan oleh
kelenjar endoktrin yang berada di ketiak, wajah, kulit dan kemaluan. Senyawa
pheromon ini akan aktif ketika yang bersangkutan telah memasuki usia yang cukup
(baligh).
Pheromone pada manusia berarti sinyal kimia yang
berada di udara yang tidak bisa di deteksi melalui aroma, tapi dapat dirasakan
oleh VNO (Vomeronasal), yaitu organ dalam pembantu penciuman yang terletak
diantara hidung dan mulut.
Pheromone dihasilkan oleh jaringan kulit khusus
yang terkonsentrasi didalam lengan. Sinyal Pheromone diterima oleh VNO dan
dijangkau oleh otak yang disebut Hipotalamus, menyebabkan terjadinya perubahan
hormon yangmenghasilkan respons terhadap perilaku dan psikologis.
Fenomena mengenai Pheromone selama ini telah diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, tepatnya sejak diketahui bahwa Pheromone
dihasilkan dari tubuh manusia sendiri. Contoh sederhananya adalah bau badan.
Setiap manusia memiliki ciri khasnya
masing-masing, tidak setiap manusia memiliki bau badan yang sama seperti halnya
sidik jari. Maka Pheromone dapat menjadi satu dari beberapa idenditas manusia
di masa mendatang.
Pheromone pada manusia juga dapat menjadi daya
tarik seksual. Berdasarkan penelitian dari para ahli di Swedia yang menyatakan
bahwa Pheromone memiliki andil dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, cinta,
bahkan gairah seks seorang manusia terhadap manusia lainnya (yang umum terhadap
lawan jenis).
Zat Pheromone bersifat kasat mata atau tidak
terlihat, tidak memiliki ukuran, tidak dapat dirasakan oleh panca indera
manusia dan mudah menguap.
Zat Pheromone paling sering dikeluarkan oleh tubuh
saat tubuh berkeringat dan juga dapat tertahan di dalam pakaian. Para pria yang
menggunakan parfum pheromones bisa membangkitkan gairah seksual wanita yang menciumnya.
Banyak ahli mengatakan bahwa senyawa pheromon
memiliki andil dalam menimbulkan rasa ketertarikan kepada lawan jenis. Rasa
sayang, cinta, gairah seks, rindu di timbulkan oleh senyawa pheromon.
2. Cara Kerja Pheromone
Layaknya inisiator dalam reaksi kimia, pheromones dapat
menimbulkan rasa tertarik kepada lawan jenis baik
itu secara seksual ataupun tidak. Proses kerja Pheromone biasanya dimulai dari
kontak mata, jika kontak mata terjadi
maka senyawa Pheromone akan tercium oleh organ tubuh manusia yang sensisitif yaitu Vomerosonal Organ (VNO). VNO ini
terdapat di dalam lubang hidung dan terhubung ke dalam otak melalui jaringan syaraf.
Setiap Pheromone berhembus dari tubuh maka feromom ini akan
tercium oleh VNO dan akan diteruskan ke
daerah hipotalamus yang juga mengatur emosi manusia . Dan setelah menerima rangsangan, otak akan memberi respon balik
dan akan mempengaruhi kondisi psikologis tubuh misalnya akan terjadi perubahan detak jantung, nafas yang menjadi tidak
beraturan, suhu tubuh meningkat, keringat,
dan lain-lain.
3. Faktor Senyawa Kimia Lain
Pada dasarnya proses pemberian respon dari hipotalamus untuk
melakukan perubahan psikologis emosi saat berdekatan dengan orang yang dikasihi
tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Disini setelah senyawa Pheromone
bertindak sebagai inisiator, maka selanjutnya hipotalamus akan merangsang
pembentukan senyawa kimia lain yaitu senyawa phenyletilamine (PEA), dopamine,
nenopinephrine, senyawa endropin, dan senyawa oksitosin.
Senyawa-senyawa inipun akan bertindak sesuai
fungsinya masing-masing. Senyawa PEA, dopamine, dan nenopinephrine memberikan
respon tersipu-sipu atau malu ketika berpandangan dengan orang yang dicintai.
Senyawa Endropin akan menimbulkan perasaan aman, damai, dan tentram. Sedangkan
senyawa oksitosin berperan dalam membuat rasa cinta itu rukun dan mesra
diantara keduanya.
Selanjutnya efek dari senyawa Pheromone dan
senyawa-senyawa kimia lain terhadap tubuh manusia dapatlah disamakan dengan
efek narkoba. Senyawa-senyawa ini akan membuat seseorang kecanduan sehingga
ingin melihat pasangannya atau orang idamannya sesering mungkin.
Perasaan jatuh cinta ini selang beberapa waktu
akan menghilang sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan produksi senyawa
tersebut tidak berlangsung terus menerus, kemampuan tubuh menghasilkan senyawa
itu mulai berkurang setelah dua sampai empat tahun. Akibatnya, rasa tertarik
pada seseorang pun mulai meluntur, terutama ketika tubuh tidak lagi memenuhi
kebutuhan PEA. Pada saat rasa ketertarikan itu kian meluntur, maka otak akan
tetap berusaha untuk memproduksi senyawa oksitosin selama kedua pasangan
berusaha untuk saling menyayangi dan setia.
Tertarik meningkatkan kadar pheromon di dalam diri
anda? saat ini para ilmuwan telah berhasil menciptakan pheromone alami yang
dapat anda gunakan untuk menggaet pria atau wanita idaman anda.